Posts

Showing posts from February, 2024

Si Perasa dan Si Logika

Menghindar untuk menyelamatkan hati adalah sebuah bentuk perlindungan diri, Tanpa harus menunggu untuk jatuh lebih dalam dan terlampau jauh, Agar kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi,  tak terlalu menyakiti hati. Saat hati masih memiliki rasa yang kuat terhadap orang yang sama bertahun-tahun lamanya, di waktu yang sama aku berulang kali menarik mundur diriku sendiri, juga kembali menjaga jarak serta berhati-hati dalam menentukan arah, Agar tidak lagi salah langkah, dan pengalaman yang kurang baik dari masa lalu tak lagi terulang. Hingga saat ini mungkin ia juga masih tidak tahu dan mengerti, atau mungkin tidak peduli. Dan aku tidak lagi gegabah untuk mendapatkan penolakan yang kedua kali, Rasanya kali ini lebih baik menyambut dia yang sudah pasti, Dari pada harus menunggu ia yang masih belum tahu kemana arah hatinya tertuju. Dalam satu hari aku memikirkan hal ini ribuan kali, Bisakah tetap menjadi teman disaat hati diam-diam mengharapkan? Siapkah hati untuk dikecewakan s...

Bagaimana Jika Ternyata Bukan Aku Orangnya?

Aku merasa bahwa perasaan bahagia ini menyihirku terlalu lama dan dalam, aku masuk pada pikiran yang semakin rumit setiap harinya, memikirkan banyak hal dan pertanyaan yang tak kunjung jua ku temukan jawabannya, melihat wajahnya saja membuatku bertanya-tanya apakah masih ada luka yang dia simpan sendiri dalam diamnya? atau bahkan luka dalam setiap tawa kencangnya bersama teman-temannya? aku mendekap hati dalam keraguan dan ketakutan akan kehilangan, lagi untuk kesekian kali, berulang kali bertanya dan meyakinkan diri bahwa bagaimanapun cerita akhirnya, aku akan tetap baik-baik saja karena ini bukan pertama kalinya. aku tahu mungkin terdengar aneh mengkhawatirkan sesuatu yang sebenarnya belum terjadi, berulangkali dalam sehari,  bahkan bisa ribuan kali kupikirkan, tapi semua kemungkinan-kemungkinan buruk yang ku pikirkan mungkin bisa membantu meringankan cedera luka yang kelak akan aku dapatkan. tentangnya dan kenangan indah yang pernah dibangun bersama, apakah yakin dia telah benar...

Berhenti

  Berhenti berasumsi sendiri, dan mempercayai suatu hal yang belum pasti. Menerka-nerka satu hal tiada henti, dan mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sudah ada mengelilingi. Belajar dari cerita yang sudah terlewati, tentang mengharapkan satu orang teman yang bisa membuka hati, tapi ternyata dia pergi setelah berhasil memikat diri, dan kamu  hanya berujung sedih kembali tiada henti . Genggamlah ia yang menggenggammu lebih dulu, dan lepaskan ia yang menggenggam erat tangan yang lain. kamu sangat layak untuk menjadi satu-satunya dalam hidup seseorang, dan menjadi tempat pulang yang tidak mudah untuk tergantikan. Berhenti menunggu seseorang yang masih mengaharapkan kehadiran orang lain dalam hidupnya, yang hanya memasukkanmu dalam sebuah opsi, dan menggunakanmu sebagai tolak ukur perbandingan, lalu setelah itu ia akan pergi dan terus mencari sosok sempurna hingga penjuru dunia. belajarlah untuk menyambut ia yang tatapannya hanya tertuju padamu seorang, yang ucapannya mampu menenan...