Berhenti
Berhenti berasumsi sendiri,
dan mempercayai suatu hal yang belum pasti.
Menerka-nerka satu hal tiada henti,
dan mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sudah ada mengelilingi.
Belajar dari cerita yang sudah terlewati,
tentang mengharapkan satu orang teman yang bisa membuka hati,
tapi ternyata dia pergi setelah berhasil memikat diri,
dan kamu hanya berujung sedih kembali tiada henti.
Genggamlah ia yang menggenggammu lebih dulu,
dan lepaskan ia yang menggenggam erat tangan yang lain.
kamu sangat layak untuk menjadi satu-satunya dalam hidup seseorang,
dan menjadi tempat pulang yang tidak mudah untuk tergantikan.
Berhenti menunggu seseorang yang masih mengaharapkan kehadiran orang lain dalam hidupnya,
yang hanya memasukkanmu dalam sebuah opsi,
dan menggunakanmu sebagai tolak ukur perbandingan,
lalu setelah itu ia akan pergi dan terus mencari sosok sempurna hingga penjuru dunia.
belajarlah untuk menyambut ia yang tatapannya hanya tertuju padamu seorang,
yang ucapannya mampu menenangkan riuhnya pikiran dan hatimu,
yang tangannya selalu siap untuk menggenggam tanganmu,
yang leluconnya selalu mampu membuatmu tertawa lepas hingga kamu lupa dengan kesedihan yang sedang kamu rasakan.
tidak lagi mencari dan kini saatnya kamu untuk berhenti,
karena kamu sungguh sangat layak untuk di nanti dan dicintai.
Comments
Post a Comment