Klasik
Aku bagaikan berjalan dalam kesendirian,
masih bingung dengan beribu pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawaban,
masih tak mengerti dengan semua alasan yang kamu berikan,
bahkan penjelasan yang memutar-mutar tak menemukan titik inti dari percakapan ini.
malam itu,
ku pikir ini semua tidak akan terjadi lagi,
ku pikir ucapanmu kala itu mampu menggenggamku sekalipun dalam arus yang tidak menentu,
tapi lagi-lagi kamu melepaskanku dengan mudahnya,
memutuskan perkara secara sepihak dan dengan alasan yang cukup klasik.
ada hal yang lebih menyebalkan dari itu,
disaat aku merasa kehilanganmu sendirian,
kamu dengan santainya merasa bahwa kita baik-baik saja dengan mengajakku tetap berteman,
dan sesekali mengajakku keluar untuk jalan atau menemanimu menyelasaikan sebuah urusan.
sungguh aku bertanya-tanya maksud dari segala sikap dan setiap ucapan yang kamu lontarkan,
kamu dengan seenaknya datang dan menghilang tanpa merasa bersalah,
kamu dengan santainya menjalankan misi yang hanya kamu mengerti,
tanpa memberiku kesempatan untuk ikut berkompromi tentang hal ini.
aku terus mencoba mencerna segala hal tentangmu,
apakah cerita aku dan kamu masih berlanjut,
atau memang sudah berhenti dan tidak bisa lagi kita rajut,
semua pertanyaan ini menumpuk dikepalaku dan sulit untuk aku menemukan jawabannya sendiri.
tidak sekali dua kali aku terus meminta penjelasanmu,
tapi kamu cukup pelik dalam menanggapi cerita ini,
kamu mampu membuatku tetap berdiri sendiri ditempat yang sama,
dan membuatku bingung hingga aku begitu takut untuk berpindah.
aku sungguh menyayangkan mengapa cerita kita berakhir seperti ini,
tapi aku mau kamu tahu bahwa aku disini tetap membutuhkan sebuah kepastian,
jika memang kamu akan pergi dan tidak bisa kembali lagi,
tolong berikan aku sebuah jawaban yang menegaskan bahwa kamu memang tidak bisa melanjutkan cerita ini.
aku merasa bahwa sangat egois jika kamu menahanku untuk tetap disini, sedangkan kamu sendiri pada kenyataannya sudah pergi,
dan aku juga tidak sanggup untuk merasa bahwa kita baik-baik saja.
meskipun dengan hati yang berat,
jika memang itu harus, aku akan melepaskanmu.
Comments
Post a Comment