Klasik
Aku bagaikan berjalan dalam kesendirian, masih bingung dengan beribu pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawaban, masih tak mengerti dengan semua alasan yang kamu berikan, bahkan penjelasan yang memutar-mutar tak menemukan titik inti dari percakapan ini. malam itu, ku pikir ini semua tidak akan terjadi lagi, ku pikir ucapanmu kala itu mampu menggenggamku sekalipun dalam arus yang tidak menentu, tapi lagi-lagi kamu melepaskanku dengan mudahnya, memutuskan perkara secara sepihak dan dengan alasan yang cukup klasik. ada hal yang lebih menyebalkan dari itu, disaat aku merasa kehilanganmu sendirian, kamu dengan santainya merasa bahwa kita baik-baik saja dengan mengajakku tetap berteman, dan sesekali mengajakku keluar untuk jalan atau menemanimu menyelasaikan sebuah urusan. sungguh aku bertanya-tanya maksud dari segala sikap dan setiap ucapan yang kamu lontarkan, kamu dengan seenaknya datang dan menghilang tanpa merasa bersalah, kamu dengan santainya menjalankan misi yang hanya kamu m...