Pamit yang Tulus
Sudah cukup lama setelah percakapan terakhir itu,
setelah tawamu mengundang kembali tawaku,
setelah suara yang hampir hilang dalam ingatanku itu kembali,
kamu pada akhirnya memberiku sebuah jawab pasti, meskipun jawaban itu kudapati sendiri.
tidak seperti kisah cinta yang lainnya, kisahku dan kamu harus usai bahkan disaat segala sesuatunya belum dimulai.
terimakasih telah memilih untuk bahagia dengan pilihanmu,
kini melihatmu bahagia menjadi satu ketenangan sendiri untukku,
setelah kilas balik semua kenangan dan cerita yang pernah dibagi, solusi yang pernah dicari, nasihat yang pernah disematkan, dan semangat yang pernah diberi,
aku tak pernah menyesali sedikitpun tentang perasaan yang mungkin pernah seuutuhnya jatuh padamu.
memori itu kini menjadi indah untuk dikenang, karena sejujurnya tidak ada satu hari pun aku lewati tanpa rasa bahagia disaat kesempatan berbicara denganmu begitu banyak.
kamu pernah datang disaat duniaku terasa hancur,
kamu menyambutku dan memberi warna duniaku yang gelap,
meski tidak untuk menetap, tapi kamu tetap menyelamatkanku dan aku tetap bersyukur kamu pernah ada dan membantuku untuk melewati hari yang begitu berat.
dan kini aku menyadari satu hal,
bahwa pada hari dimana kamu akhirnya pergi, itu merupakan waktu yang tepat,
karena pada saat itu lukaku yang dulu dan trauma masa laluku sudah mulai membaik, dan aku telah menemukan kembali diriku seutuhnya, aku sungguh jauh berterimakasih atas hal itu.
terimakasih juga sudah menjadi teman yang menemaniku untuk melalui semua itu.
kini, aku tidak ingin lagi memposisikan diri sebagai orang yang tersakiti hanya karena merasa pernah menjadi opsi dan berakhir tak terpilih,
sungguh kini aku begitu sangat menghargai pilihanmu, ikut bersukacita atas bahagiamu, dan mendoakan yang terbaik untuk hidupmu.
kepergianmu memberiku pandangan baru tentang apa itu cinta yang sesungguhnya, dan tentu tidak lagi sama dengan cara pandangku yang dulu.
dan kamu mengajarkanku kembali bagaimana caranya mengikhlaskan sesuatu.
aku jadi teringat kembali sebuah kalimat yang pernah terucap dulu,
kamu dan aku yang begitu percaya akan takdir, dan segala sesuatu terjadi bukan tanpa alasan, pasti ada rencana Tuhan yang mungkin belum kita tahu, dan pahami maksudnya dibalik setiap situasi baik maupun buruk yang terjadi dalam hidup kita.
dan tugasnya kita sebagai manusia adalah untuk mencari, menemukan, memahami, menerima dan percaya bahwa rencanaNya jauh lebih baik.
karena tidak semua tanya langsung ada jawabnya kan?
dulu aku masih tidak mengerti apa maksudnya,
tapi kini kamu memberiku kesempatan untuk memahami hal itu dengan baik.
"setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya."
meski aku begitu menyayangkan kepergianmu yang begitu tiba-tiba dan tanpa ada ucapan tulus untuk pamit,
tapi tetap saja untuk semua cerita yang pernah dibagi, canda dan tawa yang pernah mengiringi, dan rasa cinta sepihak yang pernah menemani,
akan aku akhiri dengan selesainya tulisan terakhirku tentangmu ini.
aku ucapkan selamat menempuh hidup baru, perjalanan baru, dan cerita baru dengan orang baru yaa! tanpa kehawatiran yang banyak dan keraguan yang melekat, ku akui pilihanmu itu sangat tepat.
dan bersamaan dengan itu, aku pun akan terus melanjutkan perjalananku, menjelajahi dunia dengan caraku, membuka kesempatan dan cerita baru, dan buat bahagia dengan cara yang jauh lebih indah.
seperti kamu yang sekarang telah menemukan kebahagiaanmu,
akupun akan pindah untuk menemukan kebahagiaanku tanpamu.
selamat tinggal kamu! kali ini aku pamit dengan serius dan tulus.
semoga Allah memberkahi kehidupanmu selalu.
salam hangat
Cican
Comments
Post a Comment