Sepi

Seorang anak berdiam diri,

Menulis dalam secarik kertas,

“Semua nya berisik!” Tulisnya,

Sambil bertanya kenapa mereka semua bisa tertawa bahagia.


Bagai koala dalam kawanan panda,

Anak itu berusaha berbaur sekalipun berbeda,

Tak peduli meskipun tak mengerti,

Memaksa bicara sekalipun tak memahami.


kali ini fokusnya hanya tertuju pada satu  pembicara,

Menyelami sampai ke dalam pikirannya,

meskipun itu justru membuatnya semakin terjebak dalam lautan opini manusia, 


Teriakan itu semakin keras dan bising memekakan telinga,

Hiruk pikuknya sudah tak bisa lagi terkendali,

Anak itu semakin menunduk menatap kertas yang ia bawa, 

Semakin lama kertas itu semakin penuh dengan tulisan abstrak penuh rasa ketakutan yang mendalam.


Baik kanan ataupun kiri,

Baris depan ataupun baris belakang,

Semua sama ramainya, 

Sama menakutkannya.


Anak ini semakin bingung,

Ia merasakan sepi ditengah keramaian kawan yang saling bercerita sambil tertawa,

Sedang ia justru tak bisa banyak bercerita, dan tak tahu kepada siapa harus menyapa.

Comments

Popular posts from this blog

III

II